UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA

Cari Blog Ini

Etika dan profesionalisme

Sabtu, 27 Februari 2010

kebutuhan sistem informasi

Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan proses untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang pengolahan data yaitu jumlah data yang harus diproses, waktu pengolahan saat data siap diproses sampai informasi yang dihasilkan. Spesifikasi ini digunakan untuk membuat kesepakatan dalam pengembangan sistem. Pertama, Secara praktis, kebutuhan sistem informasi dapat diartikan sebagai kemampuan, syarat atau kriteria yang harus ada/dipenuhi oleh analisis kebutuhan pelatihan

§ Menganalisa secara rinci kebutuhan pelatihan oleh organisasi pengguna akhir dan subsistem dan sistem liingkungan.

Analisa Lingkungan Organisasi

Analisa Sistem Yang Ada

§ Analisa sumber, produk dan aktivitas dari sistem informasi yang sekarang digunakan.

Analisa Kebutuhan Sistem

§ Mengukur kempuan sistem informasi yang akan memenuhi kebutuhan informasi pengguna akhir

§ Penyimpanan dan penghubungan input logik, proses, output, penyimpanan dan pengawasan kebutuhan informasi baru atau sistem informasi berkembang yang diusulkan.

tahapan pengembangan SI

 

1.1 Pengembangan sistem

 
Kegiatan pengembangan sistem dapat diartikan sebagai kegiatan membangun 
sistem baru untuk menggantikan atau memperbaiki atau meningkatkan fungsi 
sistem yang lama / ada.
 
Dasar pertimbangan :
1. Banyak timbul permasalahan.
   a. Sistem lama tidak sesuai lagi dengan kebutuhan :
      ~ Tidak efisien dalam operasinya.
      ~ Kesalahan proses/hasil.
      ~ Manfaat yang diperoleh berkurang.
   b. Perkembangan organisasi.
      Berhubungan dengan kebutuhan informasi yang lebih baik dan luas, 
      jumlah data yang dioleh meningkat, dan perubahan prosedur. 
2. Untuk meningkatkan kesempatan usaha.
   Kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau 
   tidaknya strategi dan rencana dalam meningkatkan peluang pasar, 
   pelayanan, keuntungan dan proses pengambilan keputusan. 
3. Adanya instruksi perubahan.
   Berasal dari dalam (pimpinan) atau luar organisasi (peraturan pemerintah)
 
Indikator-indikator sistem yang mengalami masalah :
a. Keluhan pelangan terhadap pelayanan.
b. Pelaporan yang salah / terlambat / sulit.
c. Pembayaran yang terlambat.
d. Biaya operasi yang tinggi.
e. Investasi yang tidak efisien.
f. Peramalan penjualan dan produksi yang salah.
g. Waktu kerja yang berlebihan.
h. Kesalahan manual yang tinggi.
i. Pengolah file-file yang tidak teratur, dan lain-lain.
 
Pengembangan sistem harus memberikan peningkatan dalam aspek :
1. Performance  (hasil kerja)
2. Information  (kualitas)
3. Economy     (keuntungan, penurunan biaya)
4. Control     (pengendalian kesalahan)
5. Efficiency  (efisiensi operasi/sumber daya)
6. Services    (pelayanan)
 
Prinsip pengembangan sistem 
1. Mendukung kebutuhan informasi manajemen.
2. Memerlukan investasi modal yang besar.
3. Membutuhkan staff yang terlatih/terdidik.
4. Membutuhkan perencanaan, koordinasi dan tahapan kerja.
 
Sasaran kriteria penilaian supaya sistem efektif dan efisien :
1. Relevance   (sesuai kebutuhan).
2. Capacity    (kapasitas sistem).
3. Efficiency  (efisiensi sistem).
4. Timeliness  (ketepatan waktu untuk menghasilkan informasi).
5. Accessibility(kemudahan akses).
6. Flexibility  (keluwesan sistem).
7. Accuracy    (ketepatan nilai dari informasi).
8. Reliability  (keandalan sistem).
9. Security    (keamanan sistem).
10.Economy     (nilai ekonomis sistem).
11.Simplicity  (kemudahan sistem digunakan).
 
Siklus hidup pengembangan sistem (system life cycle).
Menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan :
1. Problem definition.
2. Feasibility study.
   Bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan. 
3. Analysis.
   Bertujuan untuk memahami sistem yang ada, mengidentifikasi masalah dan 
   mencari solusinya.
4. System design.
   Bertujuan mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah 
   yang dihadapi perusahaan.
5. Detailed design.
   Membuat sistem baru (hardware dan software).
6. Implementation.
   Bertujuan untuk mengimplementasikan sistem yang baru.
7. Maintenance.
   Bertujuan agar sistem dapat berjalan secara optimal.
 

1.2.Penerapan tahapan pengembangan sistem

 
Beberapa cara dapat ditempuh dalam penerapan tahapan pengembangan sistem 
informasi, yaitu secara berurut (watelfall), iterasi dan spiral. 
Waterfall, setiap tahapan harus diselesaikan terlebih dahulu secara 
penuh sebelum meneruskan ke tahapan berikutnya, dengan tujuan menghindari 
terjadinya pengulangan tahapan tersebut. Proses ini lebih cocok untuk 
diterapkan dalam pengembangan "Mass Product". Iterasi/spiral, tahapan-
tahapan tersebut dilaksanakan dengan memakai teknik iteration/pengulangan 
di mana suatu proses dilaksanakan secara berulang-ulang sampai mendapatkan 
hasil yang diinginkan. Umumnya proses ini diaplikasikan untuk pembuatan 
"Tailor Made Product".
 

1.3.Pendekatan pengembangan sistem

 
Pengembangan sistem adalah metode / prosedur / konsep / aturan yang 
digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman 
bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem 
(algorithm). Metode adalah suatu cara, teknik sistematik untuk 
mengerjakan sesuatu.
 
Terdapat beberapa pendekatan, yaitu :
a. Klasik lawan terstruktur 
   (dipandang dari metodologi yang digunakan)
b. Sepotong lawan sistem 
   (dipandang dari sasaran yang akan dicapai)
c. Bawah-naik lawan atas-turun 
   (dipandang dari cara menentukan kebutuhan sistem)
d. Sistem menyeluruh lawan moduler 
   (dipandang dari cara mengembangkannya)
e. Lompatan jauh lawan berkembang 
   (dipandang dari teknologi yang akan digunakan)
 
 

a. Klasik (classical/traditional/conventional approach)

 
Klasik adalah pendekatan yang mengikuti tahapan-tahapan System Life Cycle 
tanpa menggunakan alat / teknik.yang memadai dan tidak memberikan 
pedoman lebih lanjut tentang bagaimana melakukan tahapan-tahapan 
tersebut secara rinci. Permasalahan yang timbul (kelemahan) :
 
1.            Pengembangan perangkat lunak sulit dan tidak terarah
2.            
3.            Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem mahal (dokumen tidak 
4.            lengkap dan tidak terstruktur)
5.            
6.            Kesalahan sistem besar (tanpa pengetesan sistem)
7.            
8.            Keberhasilan sistem kurang terjamin (tidak melibatkan pemakai)
9.            
10.        Kesulitan implementasi sistem (pemakai kurang terlibat)
11.        
12.        Mengasumsikan analis sistem mengerti semua kebutuhan pemakai
13.        
 
 

b. Terstruktur (structure approach)

 
Klasik adalah pendekatan yang mengikuti tahapan-tahapan System Life Cycle
dengan menggunakan alat / teknik yang memadai (1970).
Alat tersebut meliputi : diagram arus data (data flow diagram), 
kamus data (data dictionary), tabel keputusan (decision table), 
diagam HIPO (HIPO diagram), dan bagan terstruktur (structured chart).
Permasalahan yang kompleks dipecah menjadi modul-modul terstruktur 
dan terarah, fleksibel, dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai 
rencana dan biaya, produktifitas, kualitas sistem baik, dan melibatkan 
pemakai sistem.
 

c. Sepotong (piecemeal approach)

 
Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/aplikasi tertentu tanpa 
memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan 
sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan 
atau aplikasi itu saja).
 

d. Sistem (systems approach)

 
Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk 
masing-masing kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran organisasi 
secara global.
 

e. Bawah-naik (bottom-up approach)

 
Pendekatan dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan menangani transaksi 
(tingkat operasional) dan naik ke tingkat atas (perencanaan strategis) 
dengan merumuskan kebutuhan berdasarkan transaksi tersebut (ciri 
pendekatan klasik, dimana data akan akan diolah terlebih dahulu kemudian 
informasi yang dihasilkan mengikuti datanya.
 

f. Atas-turun (top-down approach)

 
Pendekatan dimulai dari tingkat atas (perencanaan strategis) kemudian 
ke penanganan transaksi (tingkat operasional), yaitu penentuan output, 
input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol 
(ciri terstruktur, dimana menekankan informasi yang dibutuhkan 
kemudian data yang dibutuhkan).
 

g. Sistem menyeluruh (total-system approach)

 
Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga 
menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).
 

h. Moduler (modular approach)

 
Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana, 
sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, 
mudah dipelihara (ciri terstruktur)
 

i. Lompatan jauh (great loop approach)

 
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak 
menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, 
terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek.
 

j. Berkembang (evolutionary approach)

 
Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi 
yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya 
mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.
 

Keuntungan pendekatan terstruktur :

 
1. Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).
2. Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
3. Standarisasi (standardization).
4. Orientasi ke masa datang (future orientation).
5. Mengurangi ketergantungan pada designer (less reliance on artistry).
 

1.4 Alat dan teknik pengembangan sistem.

 
Terbagi atas :
a. Graphical tools.
   HIPO, Data Flow Diagram, Structure Chart, SADT, Warnier/Orr, 
   Jakson's Diagram.
        
b. Diagram Chart.
   ~ Activity Chart :
   ~ Systems Flowchart.
   ~ Program Flowchart (Program Logic Flowchart, Detailed Computer Program 
     Flowchart).
   ~ Paperwork Flowchart / Form Flowchart.
   ~ Database Relationship Flowchart.
   ~ Process Flowchart.
   ~ Gantt Chart.
   ~ Layout Charting.
   ~ Personal Relationship Charting.
   ~ Working Distribution Chart.
   ~ Organization Chart.
        
c. Technique Public
   ~ Teknik Manajemen Proyek (Penjadualan Proyek).
   ~ CPM (Critical Path Method).
   ~ PERT (Program Evalution and Review Technique).
   ~ Fact Finding Technique (Mengumpulkan data dan menemukan fakta).
   ~ Interview, Observation, Questionaires, Sampling.
   ~ Cost Effectiveness Analysis / Cost Benefit Analysis.
   ~ Inspection and Walkthrough.
   ~ Meeting.
 

1.5 Pengertian, tujuan dan sasaran dalam tahap

perancangan sistem

 
Desain/perancangan sistem dapat diartikan :
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.
3. Persiapan untuk rancanga bangun implementasi.
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk ;  berupa penggambaran perencanaan, pembuatan sketsa, pengaturan dari bebarapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
5. Konfigurasi komponen sofware dan hardware sistem.
 

Tujuan tahap perancangan sistem :

 
1. Memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada 
   programmer dalam dan ahli-ahli teknik yang terlibat.
 

Sasaran yang harus dicapai :

 
1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan digunakan, data harus 
   mudah ditangkap, metode harus mudah diterapkan, informasi mudah 
   dihasilkan, mudaj dipahamai.
2. Desain sistem harus mendukung tujuan utama perusahaan.
3. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk mendukung pengolahan 
   transaksi, pelaporana manajemen dan keputusan.
4. Desain sistem harus memberikan komponen sistem informasi secara rinci, 
   meliputi data, informasi, media penyimpanan, prosedur yang digunakan, 
   sumber daya manusia yang dibutuhkan, perangkat keras, perangkat lunak 
   dan pengendaliannya
 

Beberapa design forces (tekanan desain) yang harus

diperhatikan :

 
1. Integrasi sistem
2. Jalur pemakai / sistem
   (user interface : query, desain layar, umpan balik, batuan, pengendalian 
   kesalahan, desain workstation).
3. Tekanan dan persaingan
4. Kualitas dan kegunaan informasi
   (tepat waktu, tepat guna, relecan).
5. Kebutuhan sistem
   (keandalan, ketersediaan, keluwesan, skedul instalasi, berguna sesuai 
   pertumbuhan organisasi, kemudahan dipelihara). 
6. Kebutuhan pengolahan data
   (volume, hambatan waktu pengolahan, permintaan perhitungan). 
7. Faktor-faktor organisasi
   (sifat organisasi, tipe, ukuran, struktur organisasi, gaya manajemen).
8. Kebutuhan-kebutuhan biaya efektivitas
9. Faktor-faktor manusia
10.Kebutuhan dan kelayakan
   (kelayakan teknik, kelayakan ekonomi, hukum, operasi, dan kelayakan 
   skedul).